Persoalan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM)
bersubsidi tak kunjung surut. Kelangkaan atau keterbatasan pasokan terjadi
silih berganti di sejumlah daerah termasuk kota Baturaja yang terus
berlangsung. hampir seluruh SPBU di Kota Baturaja, kabupaten Ogan Komering Ulu
dalam beberapa pekan terakhir kekurangan stok BBM jenis premium. Akibatnya, masyarakat
setiap hari harus antri mendapatkan BBM.
Belum diketahui secara pasti, penyebab kelangkaan pemium, namun diperkirakan
hal ini disebabkan karena keterlambatan pasokan.
Antrean kendaraan bermotor di SPBU akibat kelangkaan bahan
bakar sepertinya masih sulit diatasi. Kritikan pun ditujukan kepada pemerintah
yang dinilai tidak tegas dalam menentukan kebijakan BBM bersubsidi. Beginilah
kondisi setiap hari yang dialami warga Kota Baturaja dan sekitarnya di setiap SPBU.
Mereka berduyun-duyun datang dan antrian berjam-jam jika
suatu SPBU telah tersedia atau telah mendapat pasokan premium dan solar. Masyarakat
terus berdatangan untuk mengantri dan mendapatkan
premium dari pagi hingga sore. Kondisi ini menyusul kelangkaan BBM jenis premium
hampir diseluruh SPBU yang ada.
Salah satu yang paling
merasakan kerugian akibat Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium
yang melanda kota Baturaja dalam beberapa hari belakangan ini adalah sopir
angkutan umum.
Dari penuturan beberapa
Sopir angkutan umum yang sedang mengantri BBM di SPBU kemelak, didapati satu
kesamaan dari penuturan mereka, yaitu menurunnya pendapatan harian mereka.
Salah satu
sopir angkot mengeluhkan antrian yang panjang , bahkan ia harus menunggu
hinggga 1 jam untuk mendapatkan BBM jenis premium. Jika dilihat dari hal
tersebut begitu banyak kerugian yang dirasakan oleh sopir angkutan umum.
Mereka tidak
hanya kehilangan pendapatan, tetapi mereka rugi waktu, karena waktu digunakan
mereka untuk mengantri BBM. Itupun jika nasib mereka beruntung. Terkadang
mereka sudah mengantri BBM selama
berjam-jam, tetapi ketika sampai pada gilirannya,
ternyata BBM telah habis.
Antrean
kendaraan roda dua maupun empat yang
akan mengisi BBM pada kendaraan mereka, baik jenis premium maupun solar semakin
panjang. Bahkan ada warga yang harus antri lebih dulu dengan memarkirkan kendaraannya
di jalan masuk ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sejak dini hari.
Terpantau sejak
beberapa minggu terakhir terlihat antrian di pagi hari baik SPBU kemelak maupun
UB, diserbu oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Karena banyaknya
kendaraaan yang antri , terlihat kendaraan dari arah kemelak bertemu dengan
kendaraan yang mengantri BBM dari arah SPBU UB.
Kesulitan yang
dirasakan warga dalam memperoleh BBM khususnya
mereka yang tidak memiliki waktu untuk mengantri terpaksa harus
mengeluarkan uang lebih karena harus membeli premium dan solar di kios yang
banyak ditemukan di sepanjang jalan protokol kota Baturaja.
Pengamatan di lapangan,
para pengecer minyak banyak bermunculan di sekitar SPBU. Mereka memanfaatkan
para pengantrI yang frustasi dan ingin segera mendapatkan BBM tanpa harus
berjam-jam menunggu antrean.
salah satu penyebab kelangkaan BBM karena diduga stok
dibatasi dari pusat. Bahkan hingga 50%.
Terlihat di setiap SPBU kepadatan kendaraan seperti biasanya di SPBU milik
UB. Kelangkaan bahan bakar
minyak (BBM) di hampir seluruh wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) Ironisnya,
saat masyarakat kesulitan mendapatkan BBM, pengecer minyak justru bertambah
banyak. Harga yang ditawarkan pun beraneka ragam mulai dai Rp5000 hingga
Rp7000.
Kelangkaan BBM ini selain
mengakibatkan antrian yang panjang di SPBU di kota baturaja, namun berdampak
pula pada usaha masyarakat. Kelangkaan BBM yang terjadi saat ini bersamaan
dengan kenaikan harga-harga sembako. Sehingga hal ini semakin menambah beban
masyarakat.
Hal ini tentu harus
diperhatikan pemerintah kita tentang bagaimana cara mengatasi kelangkaan BBM
ini. Jika kelangkaan ini terus terjadi maka kesengsaraan masyarakat akan terus
bergulir. karena ini berpengaruh pada aktivitas masyarakat yang dikhawatikan
akan terganggu.
Masyarakat juga berharap kepada pemerintah yang berwenang
untuk memperhatikan dan mengawasi BBM agar
benar-benar sampai kepada masyarakat, dan mengantisipasi penimbunan oleh pihak-pihak
tertentu.
Oleh: Ema Fitrina A.5.1
Universitas Baturaja Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar